Entah kapan mulainya, angka delapan menjadi angka yang special dalam semua golongan agama di dunia; untuk Hindu, Buddha, Yahudi, Kristen maupun Islam. Bahkan bukan saja dalam lingkup agama, angka delapan juga memiliki arti penting dalam berbagai budaya bangsa di dunia.
Tapi, dalam kesempatan ini, kita tidak akan membahas itu semua. Dalam kesempatan ini, saya akan khusus membahas kelipatan angka delapan usia kita, dan maknanya, yang rupa-rupanya diisyaratkan pada kelipatan delapan urutan surat-surat dalam Al Quran. Secara pribadi, saya melihatnya sebagai gambaran tahapan-tahapan perjalanan spiritual manusia di dunia yang mesti dicapai.
Berikut ini uraiannya...
Surat ini berkisah tentang perang Badar. Yaitu pertempuran besar pertama yang dihadapi umat Islam. Menurut sejarawan, perang ini sangat penting, karena menentukan bagaimana perjalanan sejarah islam selanjutnya.
Kaitannya dengan hidup manusia adalah bahwa usia manusia 1-8 tahun merupakan periode terpenting masa pembentukannya. Bagaimana manusia melalui periode usia ini menentukan perjalanan sejarah hidupnya dimasa mendatang.
An Nahl artinya Lebah. kaitannya dengan hidup manusia; adalah bahwa di periode usia 8-16 tahun, saatnya manusia mendapat asupan makan yang baik, membiarkannya memiliki aktifitas yang tinggi dengan tetap mengajarkan prinsip ketaatan. Ini sebagaimana yang kita lihat pada Lebah; mereka makan yang baik dari sari tumbuhan, dan memiliki aktifitas yang tinggi tapi tetap taat pada ratunya.
An Nur artinya cahaya. Dalam periode ini, saatnya manusia mendapatkan "cahaya", Dalam Al Quran, kata "cahaya" merupakan bentuk simbolis dari ilmu pengetahuan.
Sebagaimana yang umum kita lihat dalam kehidupan ini, Rentang usia 16-24 tahun merupakan saat penting setiap orang untuk mendapatkan pendidikan.
As Sajadah artinya bersujud. dalam periode usia 24-32 ini, diharapkan manusia telah dapat sujud sebenar-benarnya sujud, dengan asumsi bahwa ia telah mendapatkan "cahaya" (ilmu pengetahuan) di fase usia sebelumnya (16-24 tahun).
surat ke 40, Al-Mu'min:
Al Mu'min artinya orang mukmin (orang beriman). Secara harafiah, dalam bahasa Arab Al Mu'min dapat berarti "tertanggung", ini sejalan dengan nama lain Surat ini, yakni; Al Ghafir (Maha Mengampuni).
Makna yang dikandung, adalah bawah dalam periode usia 32-40, manusia mestinya sudah masuk dalam golongan orang-orang yang mukmin. Bahwa di periode ini, manusia harus tiba pada fase termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapat pengampunan dari Allah SWT, sebagaimana yang diisyaratkan dari makna nama lain surat Al Mu'min yaitu Al Ghafir.
Terkait usia 40 ini, Al Quran sangat mewanti-wanti: ...sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku, dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (QS. Al-Ahqaf : 15).
Ada yang mengatakan bahwa di usia ini karakter manusia sudah tidak akan berubah. Apa pun karakter yg dibawahnya masuk ke usia 40 tahun, itulah dirinya hingga meninggalkan dunia. mungkin di usia ini merupakan momentum taubat yang utama, Wallahualam.
surat ke 48, Al Fath:
Al Fath artinya kemenangan. Pada periode usia 40-48 ini, saatnya manusia bersungguh-sungguh mengupayakan dirinya tergolong dalam golongan orang-orang menang, kembali ke fitrah.
surat ke 56, Al Waaqi'ah:
Al Waaqi'ah artinya hari kiamat. Untuk fase ini, pemahaman yang penting untuk ditekankan adalah pertanyaan; ...apakah bekal yang paling utama mesti dibawah seorang manusia menuju hari kiamat selain bahwa telah tergolong sebagai orang-orang mukmin dan telah diterima tobatnya?
surat ke 64, Ath taghabun:
Ath Taghabun artinya Hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. Ini perode usia senja manusia. Nabi Muhammad sendiri mengatakan, ini kisaran umum usia maksimal ummat manusia setelahnya. (Dari pernyataan ini, saya menangkap kesan bahwa kemungkinan beliau juga memahami pula adanya makna filosofis "kelipatan delapan dalam usia manusia").
Demikian uraian ini. Semoga dapat dipertimbangkan untuk menjadi bahan mengintrospeksi diri kita, bahwa telah sejauh manakah sesungguhnya pencapain kita dalam setiap tahap-tahap tersebut.
Ini juga saya pikir penting dipahami oleh setiap orang tua dan para pendidik, agar dapat mengarahkan pertubuhan manusia generasi mendatang dengan lebih baik.
Demikian ulasan ini, semoga bermanfaat... salam.
Komentar