Foto: Kapal berlayar melewati kilang minyak Pulau Bukom di sepanjang pantai selatan Singapura
Kenaikan harga minyak dipicu oleh membaiknya hubungan AS-China. Larry Kudlow selaku penasihat ekonomi Gedung Putih mengatakan bahwa perundingan dengan Beijing melalui telepon berjalan dengan konstruktif dan tidak menutup kemungkinan kesepakatan akan dicapai dalam waktu dekat.
Pernyataan tersebut seolah menjadi angin segar setelah pidato Trump di acara New York Economi Club yang menuding China curang.
Perang dagang antara dua negara yang berlangsung dalam kurang lebih 16 bulan terakhir telah membuat ekonomi dua negara konsumen minyak mentah terbesar di dunia mengalami perlambatan.
Ketika kedua negara kembali mesra, ada harapan ekonomi akan kembali terstimulus walau mustahil dalam waktu yang dekat. Pulihnya ekonomi diharapkan mampu mendonngkrak permintaan minyak.
Kenaikan harga minyak pada pekan ini juga dipicu oleh rilis data EIA yang menunjukkan bahwa permintaan minyak dunia di kuartal III naik hingga 2x.
Menurut laporan tersebut permintaan minyak dunia pada kuartal III-2019 mencapai 1,1 juta barel per hari (bpd) melampaui permintaan di kuartal sebelumnya yang hanya 435.000 bpd.
Kenaikan permintaan minyak terbesar disumbang oleh China. Permintaan minyak China di kuartal III kemarin mencapai 640.000 bpd secara tahunan.
Sementara dari sisi suplai produksi minyak negara-negara anggota organisasi pengekspor minyak (OPEC) mengalami penurunan hingga 2,5 juta barel dibanding tahun lalu menjadi 29,9 juta bpd.
OPEC merevisi turun pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun ini sebesar 0,04 juta barel per hari (mb/d) menjadi 0,98 mb/d.
Namun untuk tahun 2020, permintaan ditaksir akan naik 1,08 mb/d. Kenaikan permintaan minyak akan ditopang oleh negara-negara bukan anggota organisasi kerja sama ekonomi dan pembangunan dunia (OECD).
Permintaan negara-negara bukan anggota OECD tersebut berkontribusi paling besar terhadap kenaikan permintaan minyak global sebesar 1,01 mb/d.
Sementara permintaan minyak untuk negara anggota OECD akan bertambah sebesar 0,07 mb/d. Hasilnya total permintaan minyak dunia di tahun 2019 akan mencapai 99,8 mb/d dan mencapai 100,88 mb/d di tahun 2020
Sumber : cnbcindonesia
Komentar